Pemboros itu Saudaranya Setan

perhiasanlelaki

”Berikanlah hartamu kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan hartamu secara boros.

Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.” [Al Israa’:26-27]

Pemboros itu Saudaranya Setan. Demikian firman Allah.

Baca lebih lanjut

Larangan Berbisik dengan Meninggalkan Seorang yang Lain

 

Berbisik

Dari Ibnu Umar ra bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: “Jikalau mereka -yakni yang sedang berada dalam majelis- itu bertiga orang, maka janganlah yang dua orang berbisik-bisik, meninggalkan orang yang ketiga -diajak pula-.” (Muttafaq ‘alaih) 

Dari Ibnu Mas’ud bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: “Jikalau engkau semua bertiga orang, maka janganlah yang dua orang itu berbisik-bisik dengan meninggalkan seorang yang lain, sehingga engkau semua bercampur dengan orang banyak -yakni jumlah yang hadir itu ada empat orang atau lebih- supaya tidak menyebabkan kesedihan kepada orang yang tidak ikut diajak berbisik-bisik itu.” (Muttafaq ‘alaih)

Baca lebih lanjut

Orang yang Melarang Memberi Makan Orang Miskin

Buka Puasa Bersama 3

Bersyukur dan memberi makan orang itu memang Sunnah. Ada pun yg melarang memberi makan orang, itu disebut Allah sbg:

“Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? 

Itulah orang yang menghardik anak yatim, 

dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.” [Al Maa’uun 1-3]

Hukuman bagi orang yg melarang memberi makan dalam acara selamatan/syukuran:

Berbuat Baik Terhadap Sesama Manusia

 

Dalam Islam ada Hablum Minallahu dan Hablum Minan Nas. Hubungan dengan MANUSIA. Artinya kepada semua manusia kita harus baik. Jangan mentang2 kafir, kemudian kita zalimi. Kita hina dan kita bunuh. Perang hanya untuk membela diri. Bukan untuk menzalimi orang yang tidak menyerang kita.

 

Do’anya seorang yang dizalimi terkabul meskipun dia orang jahat dan kejahatannya menimpa dirinya sendiri. (HR. Ahmad) 

 

Waspadalah terhadap do’a orang yang dizalimi. Sesungguhnya antara dia dengan Allah tidak ada tabir penyekat. (HR. Mashabih Assunnah) 

Sikap Nabi Terhadap Munafiq, Khawarij, dan Orang Kafir

CintaSerulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik…” (QS An-Nahl: 125).

“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma’afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu…” [Ali ‘Imran 159]

Inilah sikap Nabi terhadap orang-orang munafiq, Khawarij, dan orang2 Kafir:

Terhadap Abdullah bin Ubay bin Salul, Nabi tidak memeranginya. Tidak juga membunuhnya. Bahkan Nabi mensholati jenazahnya meski dihalang-halangi oleh Umar bin Khoththob ra. Meski kemudian Allah menegur Nabi untuk tidak mensholati jenazah orang2 yang munafik:

Baca lebih lanjut

Tawadhu’ (Rendah Hati)

TawadhuBeda antara orang yg Tawadhu’ (Rendah Hati) dan Sombong

“Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan.” [Al Furqaan 63]

Allah Ta’ala berfirman: “Dan tundukkanlah sayapmu -yakni rendahkanlah dirimu- kepada kaum mu’minin.” (al-Hijr: 88)

Baca lebih lanjut

Bunuh Manusia Semudah Membunuh Nyamuk?

Nabi Sulaiman jangankan membunuh manusia secara sembrono. Membunuh semut pun dengan sengaja tidak mau:
“Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut: Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari”;
maka dia tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia berdoa: “Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh.” [An Naml 18-19]

Sekarang banyak orang yang belajar agama bukannya akhlaq/adabnya tambah bagus. Tapi malah tambah kasar. Ngomong bunuh manusia enteng sekali seolah-olah membunuh nyamuk. Padahal Jumhur Ulama tidak membenarkan itu.

Baca lebih lanjut

Bangkrut: Rajin Ibadah Tapi Masuk Neraka

Bagaimana mungkin orang yang rajin Sholat. Bukan cuma sholat Wajib dan sholat sunat rawatib. Tapi juga sholat Duha, Sholat Tahajjud, Sholat Safar, dsb. Rajin puasa. Bukan cuma Ramadhan, tapi Syawal, puasa tengah bulan, Senin-Kamis, bahkan Puasa Daud (sehari puasa sehari buka). Kemudian rajin bayar zakat dan sedekah.

Tapi di hari kiamat, ternyata pahalanya diambil Allah dan diberikan kepada orang2 yang dia zalimi. Orang2 yang dia katai. Orang2 yang dia hina. Dia pukul. Bahkan bunuh.

Saat pahalanya habis dan dosanya masih banyak karena dia menghina orang setiap hari. Memfitnah orang setiap hari, dsb, maka dosa orang2 yang dia zalimi ditimpakan ke dia.

Baca lebih lanjut

Jangan Berdebat!

Larangan Debat

Larangan Debat

Sesungguhnya Allah melarang kita berdebat untuk menimbulkan fitnah. Meski itu berkaitan dengan Al Qur’an:

“Dia-lah yang menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepada kamu. Di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat[183], itulah pokok-pokok isi Al qur’an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat[184]. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta’wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta’wilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: “Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami.” Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal.” [Ali ‘Imran 7]

Baca lebih lanjut

Hidup Sederhana Menurut Islam

Islam mengajarkan kita agar hidup sederhana. Dengan hidup sederhana, kita selalu akan merasa cukup, bahagia, dan bersyukur kepada Allah. Sebaliknya Allah melarang kita untuk hidup mewah dan boros.

”Bermegah-megahan telah melalaikan kamu” [At Takatsuur:1]

”Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.

Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.” [Al Israa’:26-27]

Baca lebih lanjut